Thursday, June 25, 2015

Misteri Di Balik Kematian Kurt Donald Cobain


Foto: Kurt Cobain / biography.com
KEMATIAN Kurt Cobain, vokalis Nirvana, pada 8 April 1994 di usia 27 tahun, kembali menambah jajaran musisi legendaris yang meninggal di puncak popularitas dan di usia yang terbilang muda. 
Mulai dari Jimi Hendrix, John Lennon, Bob Marley, Stevie Ray Vaughan, Dimebag Darrell, Jim Morrison, Freddie Mercury sampai Kurt Cobain, kematian mereka yang tiba-tiba membuat dunia tersentak sesaat dan bertanya, 'mengapa?'

Nirvana, band yang dibesarkan oleh Kurt Cobain, yang melambung lewat hits "Smells Like Teen Spirit" dianggap sebagai pelopor Generasi X, punggawa musik grunge yang 'menghabisi' era hard rock yang mulai surut di akhir abad 20. Dan Cobain sebagai vokalis sekaligus gitaris, dipuji sebagai juru bicara dari generasi ini.


Foto: Kurt Cobain live / youtube

Kesuksesan Nirvana yang datang begitu cepat dan tiba-tiba membuat Cobain kehilangan kontrol dirinya. Cobain sering merasa tidak nyaman dan frustasi karena pesan dan visi artistiknya telah disalahtafsirkan oleh publik. Selama tahun-tahun terakhir kehidupannya, Cobain berjuang untuk lepas dari kecanduan heroin, penyakit dan depresi.

Pada Jumat, 8 April, 1994, Kurt Cobain ditemukan tewas, di atas garasi rumahnya di Lake Washington, Seattle, oleh seorang pekerja listrik, Gary Smith. Smith tiba pagi itu untuk memasang lampu keamanan ketika melihat jasad Cobain terbaring di dalam rumahnya.


Smith menemukan catatan dan pena yang tergeletak di pot bunga di dekat tubuh Cobain. Sebuah senapan yang dibeli untuk Cobain oleh Dylan Carlson ditemukan bersandar di dada Cobain.

Sertifikat kematian Cobain menyatakan bahwa penyebab kematiannya adalah tembakan senapan yang melubangi kepala dan menyimpulkan bahwa kematian Cobain adalah bunuh diri. Laporan tersebut memperkirakan bahwa Cobain telah meninggal sejak tanggal 5 April 1994.

Pada 10 April 1994 diadakan upacara pemakaman umum di Seattle Center. Jenazah Cobain kemudian dikremasi dan abunya sebagian disimpan oleh Courtney Love, istri Cobain, dalam boneka Teddy Bear, sebagian dibawa ke Biara Budha di Ithaca, New York untuk diberkati. Abu itu kemudian dicampur dengan tanah liat untuk dijadikan patung dalam 'Kurt Cobain Memorial Park'.

Sisa dari abu Cobain ditaburkan oleh putrinya, Frances Bean Cobain, di sebuah sungai kecil McLane Creek, Olympia Washington, kota yang dianggap Cobain telah memberinya inspirasi musiknya.


Namun, kematian Kurt Cobain yang hampir 21 tahun silam itu, hingga kini masih menyisakan teka-teki. Apakah Kurt Cobain mati bunuh diri atau mati dibunuh?

Hingga saat ini masing-masing pendapat memiliki pendukung dengan berbagai teori yang mereka yakini.

Yang percaya bahwa Kurt memang bunuh diri dengan menembak kepalanya sendiri, merujuk pada kecanduan heroin Cobain yang tak berkesudahan, depresi klinis dan catatan bunuh diri berupa tulisan tangan sebagai bukti konklusif (meyakinkan).

Anggota keluarga Cobain juga mengakui kecenderungan depresi dan ketidakstabilan Cobain sebelum ia mencapai ketenaran dengan Nirvana.


Foto: Nirvana.com

Cobain sendiri pernah menyebutkan, bahwa sakit perutnya yang sangat parah dan tidak terdiagnosis selama tur Nirvana tahun 1991 di Eropa, kadang membuatnya ingin bunuh diri dan heroin itu adalah 'obat penawar' rasa sakitnya.

Seperti yang diucapkannya saat itu, "Ini (heroin) adalah satu-satunya hal yang menyelamatkan aku dari menembak kepalaku sekarang."

Sementara yang mengatakan bahwa Kurt Cobain dibunuh mendasarkan pendapatnya pada bukti kandungan heroin ditubuh Cobain saat itu. Dilaporkan, kadar heroin yang terkandung dalam darahnya saat tewas adalah 1,52 milligram per liter.

Tom Grant, penyidik yang disewa Coutney Love mengatakan, dengan konsentrasi setinggi itu, tidak mungkin bagi Cobain untuk mengangkat senapan dan memasukkannya ke dalam mulut kemudian menarik pelatuknya.

Yang paling mencengangkan adalah tersiarnya kabar bahwa sang istri, Courtney Love, menyewa seseorang untuk membunuh Cobain. Adalah seorang pria bernama El Duce, pemimpin band The Mentor, yang mengaku kalau Courtney sempat menawarkan dirinya uang sejumlah USD50 ribu untuk menghabisi nyawa suaminya sendiri.


Foto: Kurt Cobain 'Something in the Way" / Aberdeen Washington / tripadvisor.com

Anehnya, El Duce ditemukan tewas beberapa hari kemudian karena tertabrak kereta di tengah malam. Peristiwa tragis ini tentu saja menimbulkan lebih banyak lagi spekulasi seputar kematian Kurt Cobain.

Legitimasi kematian Kurt Cobain adalah karena bunuh diri datang dari kepolisian Seattle.

Pada Maret 2014, Departemen Kepolisian Seattle kembali mengolah empat rol film yang tersimpan dalam brankas barang bukti. Menurut kepolisian Seattle, foto-foto 35mm yang menggambarkan mayat Cobain dan kondisi tempat kejadian perkara itu lebih jelas daripada foto polaroid yang sebelumnya diambil oleh polisi pada pemeriksaan awal.

Detektif Mike Ciesynski, penyidik spesialis 'kasus beku', diminta untuk memeriksa film tersebut karena peristiwa itu sudah berselang 20 tahun lebih dan ini adalah kasus yang sangat sensitif bagi media.

Hasilnya, Ciesynski tetap menyatakan bahwa penyebab resmi kematian Cobain adalah bunuh diri dan menetapkan bahwa foto-foto tersebut tidak akan dipublikasikan untuk khalayak umum.

Sebelum kembali kerumahnya dan ditemukan tewas, Kurt Cobain dilaporkan telah melarikan diri dari panti rehabilitasi ketergantungan obat, hingga Courtney menyewa seorang detektif, Tom Grant, untuk menyelidiki keberadaannya.

Duff McKagan, bassist GNR waktu itu, mengaku duduk disamping Cobain di satu pesawat dalam penerbangannya dari LA ke Seattle. "Ada yang aneh, dia tersenyum ramah padaku. Tingkahnya tak biasa," tutur Duff. Kecurigaannya memang beralasan, mengingat perseteruan sengit antara Cobain dengan Axl Rose, vokalis GNR.

Krist Novoselic, bassist Nirvana sempat bertemu Cobain beberapa hari sebelum kematiannya. Ia bercerita, "Dia (Cobain) sangat pendiam, dia begitu terasing dari semua hubungan dengan orang lain. Dia tidak merasa terhubung dengan siapa pun...Aku menawarkannya membeli makan malam, tanpa sengaja ia melihat pengedar langganannya. Itu membuatnya kembali memakai heroin...dia ingin melupakan segalanya. Dia ingin mati, itulah yang ingin ia lakukan."
  

Foto: Kurtcobainssuicideletter.com


Sebelum menembak kepalanya sendiri, Cobain meninggalkan sebuah tulisan di atas kertas yang ditemukan bersama sebuah pulpen di atas pot bunga dekat jasad Cobain ditemukan. Surat itu ditujukan kepada teman imajinernya waktu kecil, 'Boddah'. Bunyi surat itu kira-kira seperti ini:

     Untuk Boddah

     Berbicara dari lidah seorang bodoh yang berpengalaman, yang jelas lebih suka dikebiri, hai bocah yang suka mengomel (Boddah). Tulisan ini semestinya cukup mudah dipahami.

Semua peringatan dari perjalanan 'punk rock 101' selama bertahun-tahun, sejak perkenalan pertamaku dengan, jika bisa dikatakan, dunia penuh kebebasan dan sambutan hangat dari komunitasmu (Boddah) telah terbukti sangat benar adanya.

Aku belum merasakan kegembiraan dari mendengarkan serta menciptakan musik, membaca dan menulis musik, sejak bertahun-tahun lamanya.

Tak ada kata yang bisa mengungkapkan rasa bersalahku. Misalnya ketika kami (Nirvana) berada di belakang panggung dan lampu-lampu telah dipadamkan, dan deru teriakan penonton yang menggila dimulai.

Itu tidak mempengaruhiku seperti yang terjadi pada Freddie Mercury, yang tampaknya menyukai dan menikmati kekaguman penonton, sesuatu yang membuatku kagum dan iri.

Faktanya adalah, aku tak bisa membohongi kalian, tak seorang pun dari kalian. Jelasnya, itu tak adil bagi kalian dan bagiku. Kejahatan paling parah yang bisa kupikirkan adalah 'merampok' orang dengan kepalsuan dan berpura-pura seolah aku sedang menikmatinya.

Kadang aku merasa, seolah aku harus memencet tombol absen dulu sebelum aku bisa melarikan diri dari panggung.

Aku telah mencoba segalanya dengan segenap kemampuanku untuk mensyukurinya (dan aku bersyukur, Tuhan percayalah aku mensyukurinya, tapi aku tak pernah bisa).

Aku menyadari kenyataan bahwa aku dan kami (Nirvana) telah mempengaruhi dan menghibur banyak orang. Aku pasti seorang yang narsis, yang baru bisa menghargai sesuatu bila sudah tak ada lagi.

Aku terlalu sensitif. Aku perlu sedikit mati rasa untuk memperoleh kembali antusiasme seperti yang kualami saat aku kecil.

Di tiga tur terakhir kami, aku merasa lebih menghargai orang-orang yang dekat denganku dan fans kami. Tapi aku tak bisa melalui keputusasaanku, perasaan bersalah dan empatiku untuk setiap orang.

Ada kebaikan dalam diri kita semua dan kupikir aku terlalu mencintai manusia, teramat sangat, sampai aku merasa sedih. Kesedihan yang sedikit sensitif, tak peduli, 'pisces', Yesus.

Mengapa kau tak menikmatinya saja? Aku tak tahu! Aku punya seorang istri yang cantik, yang penuh ambisi dan empati, dan seorang putri yang mengingatkan aku seperti apa aku dahulu, penuh cinta dan kebahagiaan.

Ia (Frances) mencium siapa saja yang ditemuinya karena setiap orang baik padanya dan tak akan melukainya.

Itu sangat menakutkan bagiku sampai aku benar-benar tak berdaya. Aku tak sanggup berpikir bila Frances akan menjadi seseorang yang menyedihkan, menghancurkan diri sendiri, rocker 'kematian', seperti diriku.

Aku pernah merasa bahagia, sangat bahagia, dan aku bersyukur, tapi semenjak usia tujuh tahun, aku menjadi penuh kebencian kepada seluruh manusia pada umumnya.

Hanya karena mungkin aku melihat begitu mudahnya bagi orang untuk hidup bersama dan punya empati.

Hanya karena aku begitu mencintai dan memprihatinkan orang lain kukira.

Terima kasih semua, dari dasar tempat pembakaran jasadku, atas perhatian kalian (perutku sering sakit saat membaca surat kalian). Aku terlalu labil, moody, sayang! Aku tak punya gairah lagi, jadi ingatlah, lebih baik terbakar daripada memudar.

Damai, Cinta, Empati. Kurt Cobain.

Frances dan Courtney, Aku akan hadir di altar (pernikahanmu). Tolong lanjutkan Courtney, untuk Frances. Untuk kehidupannya yang akan jauh lebih berbahagia tanpa kehadiranku. AKU MENCINTAIMU. AKU MENCINTAIMU.


My my, hey hey
Rock and roll is here to stay
It's better to burn out
Than to fade away
My my, hey hey.


Catatan: Di akhir suratnya, Cobain mengutip sepenggal lirik dari lagu karya Neil Young, "My My, Hey Hey", yang dirilis tahun 1979. (biography.com / NME / phrases.org.uk / wiki).


0 komentar:

Post a Comment